Surabaya, soearatimoer.net – Tawuran
berdarah antar geng di Surabaya terjadi karena balas dendam akibat kalah di
tawuran sebelumnya. Selain balas dendam, pelaku pembacokan di Jembatan Suroboyo
mengaku tawuran karena gabut atau jenuh dan demi konten sosial media.
Hal itu
disampaikan langsung oleh MRS (18) salah satu pelaku yang kini mendekam di sel
tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
MRS mengaku
kesal dan ingin balas dendam karena gengnya “Team Wokwok Kacaw” kalah tawuran
dengan geng “Team Gukguk” beberapa waktu lalu. Ia membacok korban dengan
senjata tajam jenis pedang yang dipakai musuhnya sebelum akhirnya dilempar.
Namun,
MRS juga mengaku saat itu sedang tidak ada aktivitas (gabut). Selain itu demi
mengisi konten sosial media instagram milik gengnya.
“Dari musuh
tawuran sebelumnya. Bukan (merampas), disawatkan (dilempar). Iya (konten
sosmed), juga (motifnya) gabut (jenuh) malam hari,” kata MRS pada awak media
dengan nada menyesal.
Menurut MRS,
Geng “Team Wokwok Kacaw” memang memiliki misi untuk melawan kelompok geng lain
dan menjadi yang nomor satu di antara kelompok geng lainnya. Ia mengatakan jika
Seluruh anggotanya berasal dari gabungan tiga kota, yaitu Surabaya, Gresik, dan
Sidoarjo.
“Melawan
sama-sama gengnya. Kami dari Team Wokwok, sudah dibentuk 2 tahun,” imbuhnya.
Geng ini dipimpin
oleh AS yang masih berusia 16 tahun. Saat ditanya kenapa MRS tunduk pada
perintah AS yang masih lebih muda, ia mengatakan, AS ditakuti oleh anggotanya
karena pernah masuk penjara.
“Ketua geng,
semua takut sama dia (AS),” lirihnya.
Satreskrim
Polres Pelabuhan Tanjung Perak merilis 3 pelaku pembacokan saat tawuran antar
geng di jembatan Surabaya beberapa waktu lalu. Aksi tawuran tersebut ternyata
dipicu oleh bocah berumur 16 tahun berinisial AS asal Pacarkeling. Perlu
diketahui, dalam aksi tawuran itu, satu orang terkena sabetan sajam hingga
tewas bersimbah darah.
Kasat
Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Arif Wicaksana tawuran tersebut
melibatkan dua geng yakni Wokwok Kacau Team dan Gukguk Team. Pada seminggu
sebelumnya, kedua geng tersebut sudah tawuran.
“Aksi balas
dendam, karena sebelumnya Wokwok kalah dan kembali tawuran. Sepertinya sudah
jadi rutinitas ketika ada waktu luang tawuran,” ujar Arif, Rabu (26/10/2022).
Arif
menambahkan, tiga orang yang ditangkap memiliki peran berbeda. Dua orang
berperan sebagai pembacok, MRS (18) warga Tembok Dukuh dan MFA (18) warga
Bubutan. Sementara AS (16) warga Pacarkeling Surabaya yang menjadi otak
pembacokan. Mereka diamankan Senin dini hari di kediaman masing-masing.
“MRS dan MFA
menuruti AS meski lebih muda. Alasannya, pelajar dibawah umur itu jadi ketua
geng,” imbuh Rizki. (red.dl)
0 Komentar