Paus Fransiskus Tutup Usia Akibat Stroke: Dokter Ungkap Detik-Detik Terakhir Sang Pemimpin Vatikan

 


Jakarta, soearatimoer.net  – Dunia dikejutkan dengan kabar wafatnya Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, yang meninggal dunia pada Senin pagi, 21 April 2025, akibat serangan stroke. Kepergian tokoh spiritual yang disegani ini menyisakan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Dr Sergio Alfieri, dokter pribadi sekaligus koordinator tim medis Paus, mengungkapkan kondisi terakhir sang Paus sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Ia menyampaikan bahwa Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhir di kediamannya di Vatikan tanpa menunjukkan tanda-tanda penderitaan.

“Beliau meninggal dengan tenang di rumah. Tidak ada rasa sakit yang terlihat. Kami semua berada di sisi beliau,” ujar Dr Alfieri, dikutip dari AP News, Selasa (22/4/2025).

Menurut penuturan Alfieri, kondisi Paus sempat stabil dan menunjukkan perbaikan pasca menjalani perawatan intensif akibat pneumonia ganda. Ia telah dirawat selama lima minggu di Rumah Sakit Gemelli sebelum kembali ke Vatikan pada 23 Maret untuk menjalani masa pemulihan dua bulan ke depan.

Namun, situasi berubah drastis pada Senin pagi. Sekitar pukul 05.30 waktu setempat, asistennya, Massimiliano Strappetti, melaporkan bahwa Paus mendadak tidak merespons dan memerlukan penanganan segera. Dr Alfieri segera bergegas menuju kediaman Paus.

“Saat saya masuk ke ruangan beliau, matanya terbuka, dan beliau tampak bernapas dengan bantuan oksigen. Tapi saat saya berbicara, tak ada reaksi,” jelas Alfieri. “Saya mencoba memberikan rangsangan ringan hingga yang cukup menyakitkan, tapi tetap tidak ada tanggapan. Saat itu saya sadar, beliau telah masuk ke dalam kondisi koma.”

Dengan kondisi paru-paru yang sebenarnya bersih, tim medis memutuskan untuk tidak memindahkan Paus ke rumah sakit karena risikonya terlalu tinggi. Hanya dua jam berselang sejak gejala muncul, Paus Fransiskus dinyatakan meninggal dunia.

“Memindahkan beliau hanya akan menambah tekanan. Dalam keadaan seperti itu, yang bisa kami lakukan hanyalah menemani beliau hingga akhir,” tambah Alfieri.

Sebelumnya, Alfieri sempat mengunjungi Paus pada Sabtu (19/4) dan mendapati beliau dalam keadaan baik dan semangat menjalani terapi fisik. “Beliau bahkan sempat bercanda dengan saya. Saya tidak menyangka itu adalah kali terakhir kami berbincang,” ungkapnya.

Kabar wafatnya Paus Fransiskus menjadi momen duka global. Para pemimpin dunia, tokoh agama, dan umat Katolik di seluruh penjuru dunia telah mengirimkan doa serta ucapan belasungkawa atas berpulangnya pemimpin yang dikenal karena kepeduliannya terhadap kaum miskin dan isu-isu kemanusiaan.(red.al)

Posting Komentar

0 Komentar