Gus Kautsar Bongkar Dugaan Penyalahgunaan Nama oleh Asisten: Uang Undangan Pengajian Ditilep!

  


Kediri,  soearatimoer.net  – Jagat pesantren di Kediri digegerkan dengan pernyataan tegas dari KH Muhammad Abdurrahman Al Kautsar atau yang akrab disapa Gus Kautsar, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso. Dalam sebuah video yang kini viral di media sosial, ia mengungkap telah menjadi korban penyalahgunaan nama oleh salah satu asistennya sendiri.

Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @AB_Ngaji, menampilkan Gus Kautsar sedang memberikan klarifikasi terkait dugaan penipuan yang dilakukan oleh seorang santri yang selama ini mendampinginya. Santri berinisial Diki itu disebut-sebut telah memanfaatkan nama besar Gus Kautsar untuk memungut biaya kepada masyarakat yang ingin mengundangnya mengisi acara pengajian.

“Banyak orang merasa dirugikan karena ulah anak itu. Saya juga baru sadar bahwa ternyata nama saya diperjualbelikan ke luar,” ujar Gus Kautsar dalam video tersebut.

Lebih lanjut, Gus Kautsar menyatakan bahwa dirinya selama ini tidak pernah meminta imbalan apapun kepada siapapun yang mengundangnya dalam kegiatan dakwah. Ia bahkan menegaskan bahwa tidak pernah menerima uang sedikit pun dari pihak yang dimaksud.

“Kalau saya tidak berkenan hadir, meski sudah ada uang, saya tidak akan datang. Kehadiran saya bukan karena uang. Jangan ada pihak manapun yang memaksakan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti salah satu kasus yang menurutnya sangat keterlaluan, di mana seorang ibu-ibu di Hongkong mengaku diminta uang puluhan juta dan sebuah iPhone 16 sebagai syarat agar Gus Kautsar bersedia hadir. Gus Kautsar membantah keras tuduhan tersebut.

“Ini semua fitnah. Saya tidak pernah minta uang, apalagi iPhone segala,” ujarnya dengan nada kecewa.

Akibat perbuatan santri tersebut, nama baik Gus Kautsar ikut tercoreng. Ia bahkan mendapat tuduhan dari beberapa kalangan pesantren lain yang menyebut dirinya 'menjual agama'.

“Tuduhan-tuduhan ini sangat menyakitkan. Tapi saya ingin tegaskan, saya tidak pernah menerima uang sepeser pun dari anak itu terkait urusan pengajian,” katanya.

Gus Kautsar menutup pernyataannya dengan harapan agar masyarakat tidak mudah percaya pada oknum yang mengatasnamakan dirinya tanpa konfirmasi langsung. Ia juga menyayangkan tindakan tidak bertanggung jawab yang mencoreng dunia dakwah.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa integritas dan amanah adalah nilai utama yang harus dijunjung tinggi, terutama dalam lingkungan pesantren yang selama ini menjadi benteng moral dan spiritual masyarakat.(red.al)

Posting Komentar

0 Komentar