Sound Horeg Picu Konflik Sosial, Warga Resah hingga Alami Teror dan Kekerasan

  


Kediri, soearatimoer.net  – Fenomena penggunaan sound system berkekuatan tinggi atau yang dikenal sebagai sound horeg tengah menjadi sorotan publik. Meski kerap digunakan dalam acara hajatan seperti pernikahan, sunatan, hingga karnaval, namun keberadaan sound horeg menuai kontroversi karena dianggap mengganggu ketertiban umum dan merugikan kesehatan masyarakat.

Dengan ciri khas dentuman keras dan musik remix seperti dangdut koplo atau DJ, tren ini mulanya berkembang di wilayah Jawa Timur, lalu menyebar ke berbagai daerah lain di Indonesia. Tak jarang, efek suara dari sound horeg menyebabkan getaran hebat pada bangunan sekitar, bahkan memicu keretakan atau pecahnya kaca rumah warga.

Selain berdampak fisik, suara berfrekuensi tinggi yang dihasilkan juga berpotensi membahayakan pendengaran, melebihi ambang batas aman menurut standar WHO. Akibatnya, gelombang penolakan dan protes dari masyarakat bermunculan, baik melalui media sosial maupun secara langsung di lapangan, dan tak jarang berakhir dengan kericuhan dan tindak kekerasan.

Berikut beberapa kasus protes warga terhadap aktivitas sound horeg yang sempat viral:

1. Warga Kediri Diteror Usai Menolak Pawai Sound Horeg

Seorang warga Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, bernama Pak Eko mengaku mengalami intimidasi dan ancaman setelah menyampaikan protes terhadap pawai sound horeg yang digelar di desanya.

Tak hanya itu, sound system bahkan sengaja dihentikan di depan rumahnya dan dibunyikan dengan volume maksimal hingga malam hari. Padahal, ia mengaku keberatan karena ayahnya sedang sakit dan butuh istirahat. Ironisnya, foto Pak Eko disebarluaskan di media sosial oleh kelompok pengguna sound. Merasa keselamatannya terancam, ia akhirnya melapor ke pihak kepolisian.

2. Lansia Menegur, Tapi Tak Diindahkan

Sebuah video yang beredar di akun Instagram @Fakta.indo menunjukkan seorang lansia mengenakan kerudung oranye berusaha menegur rombongan pengguna sound yang menyalakan dentuman keras saat siang hari. Teguran tersebut diabaikan, bahkan sang lansia sampai menutup telinga karena tidak tahan dengan suara bising. Video ini menuai simpati dari warganet yang mengkritik keras penggunaan sound horeg di lingkungan padat penduduk.

3. Warga Malang Jadi Korban Pengeroyokan

Insiden lebih tragis terjadi di Kota Malang. Seorang pria berinisial RM (55 tahun) menjadi korban pemukulan setelah menegur kelompok sound horeg di Kelurahan Mulyorejo. Ia meminta suara dikecilkan karena anaknya sedang sakit, namun permintaan itu memicu adu mulut yang berujung pada pengeroyokan. RM mengalami luka di kepala dan tubuh, dan peristiwa tersebut terekam warga dan viral di media sosial.

4. Dentuman Keras Bikin Kaca Rumah Retak

Dalam video unggahan akun @feedgramindo, seorang ibu-ibu menyampaikan kekesalan atas getaran keras dari sound horeg yang mengancam keselamatan rumahnya. Ia menyebut kaca rumahnya hampir pecah akibat dentuman yang terlalu kuat. Video ini memicu perbincangan luas di jagat maya, dengan banyak netizen mendesak adanya regulasi tegas dan penertiban terhadap penggunaan sound horeg.

Berbagai kejadian ini menjadi alarm serius bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk segera turun tangan mengatur dan menertibkan penggunaan sound horeg, terutama di kawasan pemukiman. Masyarakat berharap ada batasan volume, jam operasional, dan sanksi tegas bagi pelanggar demi menjaga kenyamanan dan ketenteraman bersama.(RED.AL)

Posting Komentar

0 Komentar