KEDIRI, soearatimoer.net – Seorang anak berusia 9 tahun di Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, berinisial Lik, menjadi perhatian publik setelah diketahui mengalami kondisi medis langka berupa kelamin ganda atau ambiguous genitalia. Lik yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar tersebut kini tengah menjalani rangkaian pemeriksaan medis guna memastikan langkah penanganan yang tepat.
Dengan mengenakan gamis hitam dan jilbab cokelat, Lik tampak seperti anak perempuan seusianya. Namun di lain kesempatan, penampilannya menunjukkan kesan tomboi, duduk tegap layaknya anak laki-laki, meski secara fisik wajahnya menyerupai perempuan.
Informasi mengenai kondisi Lik pertama kali menyebar pada Senin (4/8/2025), saat sejumlah petugas dari puskesmas, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial mendatangi rumahnya. Hal ini menarik perhatian Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Maskur Lukman, yang turut mengunjungi kediaman Lik setelah mendapat informasi dari warga.
“Saya dapat kabar dari teman, katanya ada anak yang memiliki kondisi kelamin ganda. Setelah saya telusuri, ternyata benar,” ungkap Maskur, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPC PKB Kabupaten Kediri.
Menurut pengakuan keluarga, kondisi tidak biasa di area kelamin Lik sudah terlihat sejak kecil, namun tetap diperlakukan layaknya anak perempuan karena tampilan fisiknya lebih dominan perempuan. Seiring bertambahnya usia, muncul tonjolan yang menyerupai alat kelamin laki-laki, yang semakin jelas terlihat saat ia duduk di taman kanak-kanak.
Namun karena merasa malu dan menganggap hal tersebut sebagai aib, keluarga tidak segera melapor ke pihak berwenang. Barulah setelah mendapat saran dari tetangga, Lik menjalani pemeriksaan medis. Hasil awal menunjukkan bahwa hormon laki-lakinya jauh lebih dominan, bahkan mencapai 90 persen.
Menanggapi situasi tersebut, Maskur Lukman mengangkat persoalan ini ke forum pembahasan anggaran Pemkab Kediri. Ia meminta agar Pemkab hadir memberi dukungan, baik secara medis maupun finansial, mengingat keluarga Lik termasuk dalam kategori kurang mampu.
“Saya sampaikan langsung ke Sekda, keluarga ini harus didampingi. Jika perlu operasi, harus difasilitasi. Ini bukan soal malu, tapi soal kemanusiaan,” tegasnya.
Maskur bahkan menyatakan kesiapannya untuk membuka donasi guna meringankan beban keluarga selama proses penanganan berlangsung. Ia juga menyampaikan pentingnya menjadikan kasus ini sebagai edukasi bagi masyarakat.
“Ini bukan aib, tapi masalah medis yang harus segera ditangani. Kalau ada kasus serupa, laporkan. Kita siap bantu,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri, Moh Solikin, membenarkan bahwa pemerintah daerah telah menginstruksikan sejumlah instansi untuk melakukan asesmen sejak awal pekan.
“Tim dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan DP2KBP3A sudah turun langsung. Pemeriksaan awal telah dilakukan, dan BPJS-nya juga sudah diaktifkan untuk memudahkan layanan medis lanjutan,” jelas Solikin.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menurut Solikin, telah meminta agar proses penanganan tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga aspek psikologis bagi anak tersebut. Hingga saat ini, Lik sedang menjalani pemeriksaan lanjutan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Untuk diketahui, ini bukan pertama kalinya kasus kelamin ganda ditemukan di Kediri. Pada 2015, seorang warga Kecamatan Semen bernama Ani juga mengalami kondisi serupa, dan setelah menjalani operasi, ia memutuskan untuk menjalani hidup sebagai laki-laki.(RED.AL)
0 Komentar