Kediri, soearatimoer.net – Tragedi kembali terjadi akibat pesta minuman keras (miras) oplosan. Seorang pemandu lagu bernama Ika Maya Safitri alias Imei Bela (32), warga Kediri, meninggal dunia usai mengikuti pesta miras bersama dua rekannya dan beberapa pria di AR Cafe, Desa Maron, Kecamatan Banyakan, pada Jumat (1/8) malam.
Korban sempat dirawat di RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan, Mojoroto, namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (3/8) pukul 08.59 WIB.
Menurut informasi yang dihimpun, awal pertemuan terjadi pada Kamis (31/7) malam saat Ri (34), warga Mojoroto, bertemu dengan Imei dan Nur Almum Tahanah alias Giska (39) di salah satu tempat karaoke di Gampengrejo. Mereka sudah mulai menenggak miras pada pertemuan tersebut.
Keesokan harinya, Imei dan Helmi Nur Aida alias Hilmi (34) menyusul ke rumah Ri di Mojoroto. Di sana, Imei sempat diberi hadiah iPhone dan dibelikan sandal di toko Jalan PK Bangsa. Sekitar pukul 21.00 WIB, mereka menuju AR Cafe dan memesan miras berjenis Iceland yang dicampur dengan minuman ringan bermerek Greensand di room 6.
Tak lama kemudian, tiga orang lainnya — ET, Bs, dan Giska — menyusul mereka, dan mereka pindah ke ruang VIP 1. Total, mereka menghabiskan enam set miras campuran.
Menurut Hilmi yang masih sadar, selain mengonsumsi miras, mereka juga menikmati buah-buahan seperti melon, nanas, dan jeruk, serta menyantap sate dari angkringan. Pesta tersebut berlangsung hingga pukul 03.30 WIB, Sabtu (2/8) pagi.
Setelah pesta usai, Imei, Hilmi, dan Giska yang dalam kondisi mabuk kembali ke rumah Hilmi. Sore harinya, Imei mulai merasakan gejala penglihatan kabur dan sakit kepala. Ia kemudian dibawa ke RS Muhammadiyah oleh temannya, Wa.
Di waktu yang hampir bersamaan, Giska juga mengeluh mual dan muntah, dan akhirnya dibawa ke rumah sakit pada Minggu dini hari (3/8). Hilmi menyusul mendapatkan perawatan pukul 11.00 WIB di hari yang sama.
Sementara itu, pihak kepolisian dari Polres Kediri Kota langsung bergerak melakukan penyelidikan. Tim dari Satreskrim dan Inafis bersama Polsek Banyakan melakukan olah TKP di AR Cafe sejak pukul 14.00 hingga 17.30 WIB kemarin.
Awalnya, garis polisi dipasang di depan kafe, namun kemudian dipindah ke ruang 6 dan VIP 1, tempat kejadian berlangsung. Manajer AR Cafe, Sinyo Dicky, membenarkan kronologi kejadian dan menyebut pembelian miras di cafe merupakan produk resmi.
Namun, sisa miras dalam botol air mineral ditemukan oleh staf saat membersihkan ruangan. “Itu bukan produk yang dijual oleh kafe. Diduga dibawa dari luar,” ujar Sinyo.
Kasatreskrim Polres Kediri Kota, AKP Cipto Dwi Leksana, membenarkan bahwa korban meninggal akibat dugaan keracunan alkohol. Berdasarkan pemeriksaan awal, para korban diketahui mengonsumsi miras dari cafe dan juga membawa dari luar.
“Ketiga korban mengalami intoksikasi alkohol berdasarkan diagnosa dokter. Namun, kami masih akan melakukan uji laboratorium lebih lanjut terhadap miras yang dikonsumsi,” ungkap AKP Cipto.
Polisi telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk botol bekas dan rekaman CCTV. Sementara penyelidikan terus berlangsung, operasional AR Cafe dihentikan sementara. “Kami minta tempat hiburan tersebut tidak beroperasi sampai proses penyelidikan selesai,” pungkasnya.(red.al)
0 Komentar