Titiek Soeharto Geram: Rakyat Indonesia Tak Bisa Disamakan dengan Jepang



  Jakarta, soearatimoer.net – Rapat kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Kamis (21/8/2025) berlangsung panas. Pemicu ketegangan adalah pernyataan Amran yang menyinggung harga beras di Jepang untuk membandingkan kondisi di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Amran menyebut produksi gabah kering giling (GKG) tahun ini diperkirakan mencapai 28,24 juta ton, meningkat 12,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan kebutuhan konsumsi nasional sekitar 23,38 juta ton, pemerintah memperkirakan akan ada surplus hingga 4,86 juta ton.

Meski demikian, saat membicarakan soal harga, Amran menyinggung bahwa masyarakat seharusnya tidak terlalu reaktif terhadap kenaikan harga beras. Ia mencontohkan, “Di Jepang harga beras sudah mencapai Rp100 ribu per kilogram.”

Pernyataan itu langsung menuai reaksi keras dari Ketua Komisi IV DPR, Titiek Soeharto. Dengan nada tinggi, ia menilai perbandingan tersebut tidak relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia.

“Pak Menteri, jangan dibandingkan dengan Jepang. Pendapatan mereka jauh lebih tinggi, sehingga mampu membeli. Sementara di Indonesia, kenaikan harga beras sedikit saja sudah membuat rakyat resah,” tegas Titiek.

Menurut Titiek, pemerintah seharusnya fokus mencari solusi agar harga beras tetap terjangkau bagi masyarakat kecil, bukan membandingkan dengan negara maju yang memiliki daya beli berbeda.

Menanggapi kritik tersebut, Amran kembali menegaskan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman. Ia juga menyebut harga gabah saat ini berada di kisaran Rp6.500 per kilogram, sehingga pemerintah optimistis mampu mengendalikan harga di pasaran.(red.GL)

Posting Komentar

0 Komentar