Kediri, soearatimoer.net – Seorang warga asal Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, bernama Eko Mariyono, mengungkapkan bahwa dirinya mendapat tekanan dan perlakuan intimidatif dari warga sekitar karena sikapnya yang konsisten menolak penyelenggaraan acara dengan sound system berkekuatan tinggi, seperti karnaval dan pesta "sound horeg" yang dinilai mengganggu ketenangan lingkungan.
Dikutip dari detikJatim, Eko menuturkan bahwa penolakan terhadap kegiatan tersebut telah ia suarakan sejak tahun 2022. Namun, pihak pemerintah desa disebut tidak pernah memberikan respons ataupun tindakan atas keluhannya.
"Sejak 2022 saya sudah mengadu ke desa, tapi diabaikan. Tahun 2023 saat malam takbiran Idulfitri, sekelompok pemuda menggelar pesta musik dengan sound besar, bukan takbir, tapi lagu remix. Saat saya tegur, saya hampir dikeroyok. Untungnya saya selamat," jelas Eko, Jumat (1/8/2025).
Pasca insiden tersebut, Eko sempat melaporkan kejadian ke Polsek Kepung. Sejak itu, ia semakin tegas menolak segala bentuk kegiatan yang menggunakan pengeras suara secara berlebihan.
Puncaknya terjadi pada 26 Maret 2025, ketika rumah Eko mendapat teror berupa suara dari sound system besar yang diarahkan langsung ke kediamannya. "Kami sampai berniat mengungsi ke hotel, tapi orang tua saya takut kalau rumah ditinggal kosong. Akhirnya kami tetap bertahan," ujarnya.
Lebih lanjut, Eko menyebut bahwa suara bising tersebut tidak hanya merugikan secara fisik dan psikis, terutama bagi orang tuanya yang sudah lanjut usia (70 tahun), tapi juga dinilai berdampak negatif terhadap perkembangan moral anak-anak di lingkungan sekitar.
Tak hanya intimidasi secara langsung, Eko juga menjadi sasaran perundungan di media sosial. Beberapa akun disebut menyebarkan ajakan untuk mendatangi rumahnya, bahkan menyampaikan ancaman terbuka.
Eko berharap aparat berwenang dan pemerintah desa dapat bertindak tegas untuk menegakkan ketertiban umum serta melindungi hak warga yang merasa terganggu, khususnya dari kegiatan yang melanggar batas toleransi kebisingan.(red.al)
0 Komentar