JOGJAKARTA soearatimoer.net – Kalangan Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan keresahan atas dua peristiwa yang terjadi baru-baru ini, yakni dugaan korupsi kuota haji 2024 dan hadirnya tokoh pro-Zionis Peter Berkowitz di Indonesia untuk menyampaikan kuliah umum.
Musytasyar PWNU Jogjakarta, Kiai Asyhari Abdullah Tamrin, menyebut keresahan ini dirasakan para kiai pesantren, pengurus NU, ustaz, hingga Nahdliyyin di kampung-kampung. Menurutnya, penyusupan paham zionisme bisa dideteksi dari perubahan gagasan, sikap, dan perilaku sebagian orang dalam berjam’iyyah.
“Paham zionis harus ditentang keras, apalagi jika berusaha masuk ke dalam ormas keagamaan. Ini bisa menjadi musibah besar bagi NU saat ini dan ke depan,” ujarnya, Minggu (14/9).
Asyhari menegaskan NU memiliki marwah sebagai jam’iyyah yang berpegang pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dengan dasar salafus sholihin, namun tetap adaptif terhadap perubahan zaman. Ia mengingatkan, kehormatan dan harga diri organisasi harus dijaga sebagaimana tujuan syariat, selain melindungi agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal.
Terkait kasus kuota haji, ia menilai praktik itu tidak hanya menciderai warga NU, tetapi juga menjungkirbalikkan keadilan. Ribuan jamaah haji disebut telah menunggu puluhan tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci.
0 Komentar