Magetan, soearatimoer.net – Sudah 1.954 ternak di Magetan terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK) di 18 kecamatan di Magetan. Kematian terbak tak terelakkan dengan total jumlah kematian mencapai 14 ekor. Delapan ekor lainnya dipotong paksa oleh pemilik. Namun, 988 ekor ternak diklaim sudah sembuh. Jumlah itu, belum mencapai 10 persen dari 118.000 sapi di Magetan.
Namun, Bupati Magetan Suprawoto mengaku belum tahu kapan vaksin untuk pencegahan penyebaran PMK. Kang Woto, sapaan akrab Bupati Suprawoto, menyebut jika kebijakan soal vaksin sepenuhnya di tangan pemerintah pusat. Sementara, dirinya yang ada di wilayah kabupaten hanya bisa menunggu kapan bisa mendapatkan jatah vaksin.
“Kebijakan impor vaksin ada di tangan pemerintah pusat. Kami hanya bisa menunggu kapan Magetan bisa dapat jatah vaksin untuk mencegah ternak yang sehat dari paparan PMK,” kata Kang Woto, Sabtu (18/6/2022).
Sampai saat ini pihaknya belum menerima kabar dan belum tahu kapan kira-kira wilayah Magetan kebagian vaksin. Kang Woto menyebut jika semuanya ada ditangan pemerintah pusat, dan kondisi darurat PMK dirasakan di seluruh Jawa Timur. Sehingga, pihaknya bakal menunggu. “Sampai saat ini kami belum tahu, belum ada instruksi lebih lanjut terkait vaksin bagi ternak agar terhindar dari PMK,” katanya.
Untuk diketahui, sudah banyak peternak yang terpaksa menjual ternak mereka karena terpapar PMK. Sebagian besar peternak di Magetan yang masih memiliki sapi yang sehat berharap akan segera ada vaksin agar sapi mereka bisa kebal PMK. Namun, Pemkab Magetan hanya bisa menunggu kapan kebagian vaksin. (red.sin)
0 Komentar