Depok, soearatimoer.net - Kematian tragis anak perempuan
berinisial KPC (11) yang tewas di tangan ayahnya sendiri, Rizky Noviyandi
Achmad (31) di Jatijajar, Tapos, Depok, menyisakan duka bagi teman sekolahnya.
Para pelajar di SDN Sukamaju IX, Cilodong, Depok, menangis histeris mengetahui
temannya meninggal dunia.
Tak hanya para siswa,
guru-guru SDN Sukamaju IX pun merasa sangat kehilangan sosok KPC. Sosok KPC
yang dikenal ceria membuat para guru dan seluruh pelajar berduka.
Seperti diketahui, KPC tewas di tangan ayahnya sendiri
pada Selasa (1/11) pagi. KPC dibantai secara sadis oleh sang ayah saat hendak
berangkat sekolah.
Perbuatan sadis Rizky
Noviyandi Achmad ini tak hanya membuat nyawa sang anak melayang. Istri pelaku
juga kritis akibat serang membabi buta Rizky Noviyandi Achmad.
Teman Sekelas Nangis Histeris
Wali kelas VI A, Vera Hari,
mengaku syok saat mendengar kabar kepergian KPC, yang dibantai sang ayah. Siswa
lain turut histeris mendengar kabar itu.
"KPC apa pun kegiatan
selalu diikuti, dia juga jadi kelompok belajar. Temannya Z itu (pas tahu)
sampai pingsan mendengarkan ada kejadian ini," papar Vera saat ditemui di
SDN Sukamaju IX, Cilodong, Depok, Kamis (3/11/2022).
Vera mengatakan KPC
merupakan anak yang ceria. Bahkan sosoknya dikenal oleh guru dan kelas lain.
"Sama kelas VI B juga
bersahabat, jadi mereka sangat terpukul dengan kejadian ini. Dua kelas ini (VI
A dan VI B) nangis histeris pas hari kejadian.
Jadi saya pun pas dikasih
kabar saya nggak bisa ngapa-ngapain. Sepersekian waktu baru saya bisa berpikir,
saya menenangkan anak-anak. Bukan hanya saya (yang kehilangan), semua
guru," tuturnya.
Sosok Korban di Mata Guru
KPC merupakan sosok murid SDN Sukamaju IX yang
dikenal berprestasi. KPC aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
"Di sekolah dia anak
yang rajin, juga punya prestasi. Seperti di dokter kecil sangat berperan
sekali, apapun kegiatan selalu diikuti," kata Vera saat ditemui di SD
Negeri Sukamaju IX, Cilodong, Kamis (3/11/2022).
Vera menyebut KPC kerap
ditunjuk sebagai ketua tim belajar. Dia juga siswi yang rajin, terhitung selama
satu semester KPC hanya dua kali absen lantaran sakit.
"Hanya dalam satu
semester baru dua kali (tidak masuk) karena sakit maag. Jadi, tidak pernah
terlambat, tugas-tugas dikerjakan dengan baik. Karena anaknya baik, juga
pintar, sangat membantu di sekolah ini," kata Vera.
Sempat Terlihat Murung
Vera tidak habis pikir mengapa KPC menjadi sasaran
emosi sang ayah yang membuat korban tiada. Namun, seminggu sebelumnya, Vera
sempat terlihat murung seminggu sebelum peristiwa tragis itu terjadi.
"Waktu itu seperti
kayak bengong. Saya sebagai guru kelas ingin tahu, kenapa ada perubahan?
kemudian saya tanya 'Nak, kenapa kok kamu beda ya?'," kata Vera.
Vera menyebut KPC seperti
menyimpan sesuatu, ia terlihat murung. Saat diajak untuk bercerita sang anak
hanya menjawab tak ada masalah.
"Nggak ada apa-apa Bu,
saya biasa-biasa saja', Jadi nggak mau ngaku intinya mungkin nggak mau
membeberkan apa yang dialami di rumah seperti itu," tutur Vera.
"Cuma saya merasa kalau
itu benar-benar ada perubahan, cuma anaknya nggak mau (cerita). Murung seperti
itu, saya namanya guru kelas tahu semua karakter siswa saya, gerak-geriknya
bagaimana saya selalu amati," sambungnya.
KPC tewas di tangan ayahnya
sendiri di Cluster Jatijajar, Tapos, Depok, pada Selasa (1/11) pagi lalu.
Tersangka, Rizky Noviyandi Achmad (31) juga membacok istri sekaligus ibu
kandung KPC hingga kritis.
Ironisnya, pembunuhan sadis
ini dilakukan Rizky seusai salat Subuh di masjid. Sepulang dari masjid, Rizky
dan istrinya cekcok mulut hingga pelaku mengambil golok dari kolong meja.
Dengan membabi-buta, Rizky
menyerang istrinya dengan sebilah golok hingga kritis. Sementara putrinya, KPC,
tewas di lokasi kejadian.
Saat ini Rizky telah ditahan
di Polres Metro Depok. Atas perbuatan sadisnya itu, Rizky terancam 15 tahun
penjara. (red.dl)
0 Komentar