Terlihat dari sisi pertumbuhan tinggi,
inflasi rendah, neraca pembayaran surplus, dan prospek ekonomi yang baik.
"Rupiah akan menguat setelah gejolak
global ini semakin mereda. Pertumbuhan kredit di kisaran 10%-12% di 2023. Jadi
kita semakin optimis digitalisasi semakin kuat," ujar dia di Jakarta,
Senin (30/1/2023).
Dia juga optimis QRIS akan mencapai 45 juta
pengguna. Tercatat BI-FAST transaksi per harinya mencapai Rp1 miliar.
"Ini suatu kebanggaan, rasa optimisme
kita, tapi tentu saja hidup penuh tantangan. Kita harus waspada, tidak boleh
lengah karena global tidak menentu," katanya.
Dia menuturkan bahwa kewaspadaan itu tentu
saja harus diukur, ditakar, dan tak lupa dipersiapkan skenario manajemen
risikonya.
"Evaluasi dan perkiraan kami di 2022,
2023, dan 2024, mari kita bersyukur, optimis, dan tetap waspada," pungkas
Perry.
(red.la)
0 Komentar