Kudeta di Myanmar Masih Menjadi Sorotan Dunia

 


Jakarta, soearatimoer.net - Kudeta di Myanmar masih menjadi sorotan dunia. Berdasarkan laporan terbaru BBC, sejumlah negara Barat dan beberapa negara tetangga dekat Indonesia, memiliki andil dalam membantu junta militer negeri itu membuat senjata.

Hal ini ditegaskan oleh sejumlah mantan pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan terbaru Dewan Penasihat Khusus Myanmar. Mereka menegaskan bahwa militer bisa melawan rakyatnya sendiri berkat pasokan sejumlah perusahaan, setidaknya dari 13 negara.

Memang ada sanksi yang dipimpin Barat untuk mengisolasi Myanmar. Namun, laporan mencatat bahwa beberapa negara anggota PBB terus menjual senjata kepada militer. Bahkan, perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS), Prancis, India, Jepang, hingga Israel. Selain itu, ada pula tetangga Indonesia, yakni Singapura dan Australia.

"Perusahaan-perusahaan tersebut memasok militer Myanmar dengan bahan baku, pelatihan, dan mesin," kata Yanghee Lee, yang pernah menjabat sebagai Pelapor Khusus PBB untuk HAM, dalam laporan itu, dikutip Sabtu (21/1/2023).

"Myanmar tidak pernah diserang oleh negara asing dan Myanmar tidak mengekspor senjata apa pun. Sejak 1950, Myanmar membuat senjatanya sendiri untuk digunakan melawan rakyatnya sendiri," lanjutnya.

Salah satu buktinya adalah senjata yang digunakan untuk membantai kelompok pro demokrasi di Sagaing. Pembantaian dilaporkan juga membunuh anak-anak.

"Beberapa peralatan yang digunakan untuk membuat senjata diyakini berasal dari Austria. Mesin presisi tinggi yang dibuat oleh pemasok Austria GFM Steyr digunakan di beberapa lokasi," kata laporan itu lagi merujuk cara memproduksi laras senapan.

"Saat alat berat memerlukan perawatan, alat berat tersebut dikirim ke Taiwan, tempat teknisi GFM Steyr dilaporkan memulihkannya sebelum dikembalikan ke Myanmar. Namun, tidak jelas apakah teknisi perusahaan Austria sadar bahwa mereka sedang mengerjakan hal-hal yang akan digunakan di Myanmar," tambah laporan tersebut.

Selain Australia, berikut 'keterlibatan' sejumlah negara dalam produksi senjata kudeta Myanmar.

1. Bahan mentah yang dipakai berasal dari China

2.Tembaga dan besi dari China dan Singapura

3. Komponen sekering dan detonator listrik dari India dan Rusia

4. Mesin dan senjata datang dari Jerman, Jepang, Ukraina, dan AS

5.Perangkat lunaknya dari Israel dan Prancis

"Singapura tampaknya berfungsi sebagai pusat transit dengan perusahaan Singapura beroperasi sebagai perantara untuk pembeli militer Myanmar dan pemasok eksternal," ungkap laporan tersebut lagi secara khusus.

Meskipun demikian, belum ada konfirmasi dari perusahaan atau negara yang disebutkan.

Kudeta Myanmar sendiri terjadi Februari 2021. Ini melengserkan Aung San Suu Kyi dari kursi pemerintahan. Ribuan orang dilaporkan ditahan dan meregang nyawa. Hingga kinim tindakan keras masih terus dilakukan oleh junta militer ke kubu oposisi.

(red.la)

Posting Komentar

0 Komentar