Malang, soearatimoer.net - Tukang pijat di Malang, Abdul Rahman sempat memanjatkan doa untuk Adrian Prawono, warga Surabaya, yang ia mutilasi di rumah kosnya. Doa dibacakan Abdul Rahman karena merasa kasihan setelah memotong tubuh korban menjadi 9 bagian.
Rahman beralasan, doa ini agar arwah korban tenang di sisi-Nya. Doa pertama dibacakan Rahman setelah memutilasi korban.
"Tersangka sempat kirim doa ke korban waktu mutilasi awal, karena kasihan kepada korban," ujar kuasa hukum tersangka, Guntur Putra Abdi Wijaya kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
Sementara itu, doa kedua dibacakan tersangka ketika mengubur kepala, telapak tangan serta telapak kaki korban di pinggir aliran sungai.
"Sampai buang mayat ke sungai, waktu mengubur. Tersangka juga mendoakan. Semua ada di adegan 9 dan 13," sambung Guntur.
Guntur menambahkan, dalam reka ulang yang digelar sebanyak 21 adegan itu, tersangka juga memperagakan waktu mencuci tubuh korban yang telah dipotong. Kemudian, tersangka memasukkan 9 bagian tubuh korban yang terpotong ke dalam tas kresek.
"Ada tambahan, sempat tersangka, untuk mayat korban sebelum dibuang dimandikan pakai keran, kemudian dimasukan ke tas kresek," imbuhnya.
Selain itu, Guntur menjelaskan, tersangka memiliki keinginan untuk menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban secara langsung.
"Tersangka meminta maaf kepada keluarga korban, memang berharap bisa minta maaf terbuka. Tadi tidak ada keluarga korban, hanya ada kejaksaan, kepolisian dan didampingi kuasa hukum," papar Guntur.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto membenarkan, dalam proses rekonstruksi, tersangka sempat mendoakan korban. Salah satunya dilakukan usai mengubur bagian kepala, telapak tangan serta telapak kaki korban.
"Iya tersangka sempat mendoakan korban agar tenang di sisi-Nya, ketika mengubur bagian kepala," ujarnya terpisah.
Danang mengungkapkan, ada 21 adegan yang diperankan tersangka selama proses rekonstruksi. Adegan terakhir adalah bagaimana tersangka mengubur bagian kepala, telapak tangan serta telapak kaki.
"Dalam proses rekonstruksi ada 21 adegan, yang diperankan oleh tersangka. Adegan terakhir adalah tersangka mengubur bagian kepala, telapak tangan dan kaki disini," ujar Danang.
Aksi pembunuhan dan mutilasi ini berawal saat Polda Jatim mendapat laporan orang hilang dari Rudijanto Sugie Prawono (76), warga Jalan Prapen Indah, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya. Ia melaporkan kehilangan putranya Adrian Prawono.
Dalam laporan tersebut, keluarga menyebut korban pamit ke Pasuruan pada Sabtu, 14 Oktober 2023 sekitar jam 13.00 WIB. Korban kemudian ke kafe miliknya di Kota Batu dengan mengendarai mobil Toyota Rush berwarna hitam dengan nomor polisi L 1465 JK. Pada Minggu, 15 Oktober 2023 sekitar pukul 18.00 WIB, Adrian mengabari orang tuanya hendak pulang ke Surabaya.
Namun, ia harus mampir ke Malang karena ada keperluan. Sejak saat itu, Adrian tidak bisa dihubungi lagi, hingga akhirnya korban ditemukan menjadi korban mutilasi yang dilakukan terapis pijat, Abdul Rahman.
Ternyata, mutilasi ini dipicu Adrian yang tak terima lantaran jasa pelet yang dipesan dari Rahman tak membuat orang yang dipelet menyukainya. Ia pun memprotes hingga terjadi cekcok berujung pembunuhan.(red.L)
0 Komentar