Bandung, soearatimoer.net - Sejak pukul enam pagi Annisa (32) sudah bersiap dengan gerobaknya. Ia menjadi penyelamat kelaparan bagi para pekerja kantoran di hari kerja, atau keluarga yang ingin sarapan di daerah Jalan Asia Afrika.
Annisa adalah generasi kedua penjual Bubur dan Nasi Kuning 'Homann' di Jalan Homann, Kota Bandung. Meskipun sejak pagi ia harus melawan kantuk dan cuaca dingin untuk menghadapi antrean pembeli, tapi wajahnya tetap sumringah. Tak terlihat lelahnya saat melayani pembeli.
Kadang hanya butuh waktu tiga jam, dagangannya terjual habis. Tapi setelah itu, bukan berarti jadi waktu istirahat untuk Annisa. Melainkan, ia berganti dagangan menjadi Ayam Penyet dan Geprek di Jalan Homann. Annisa memilih jalan ninjanya sebagai perempuan mandiri dengan berjualan.
Setiap hari seolah tak ada hari libur untuknya. Annisa bercerita, semangatnya didapat dari ibunya, Lilit (60), yang sudah lebih dari tiga puluh tahun berjualan bubur dan nasi kuning itu.
"Alhamdulillah ibu masih sehat, tapi di rumah aja yang masak, saya yang jualan. Jualan bubur jam 06.00-11.00 WIB lah kalau lagi sepi, sudah dari kecil diajak jualan dan diajarin. Nah terus siangnya jam 10.00-14.00 WIB lah, jam makan siang itu saya buka ayam penyet," cerita Annisa sambil menyiapkan beberapa porsi terakhir nasi kuningnya.
Annisa kecil seolah menjadikan ibunya sebagai contoh untuknya dewasa. Seperti Kartini yang memperjuangkan kemerdekaan perempuan, Annisa melihat sosok ibunya mampu berjuang tetap memiliki penghasilan sendiri, sembari mengurus suami dan kelima anaknya.
Hal itu menjadi motivasi Annisa, ia yakin berjualan sudah menjadi garis takdirnya. Bahkan meski ia diminta untuk meneruskan usaha milik orang tuanya, Annisa pun juga ingin punya usaha sendiri. Dari situ, ia dan suami memutuskan untuk berjualan ayam penyet.
"Saya jualan yang di Homann, terus adik saya jualan yang di Cikapundung, jadi ada cabangnya ini. Kalau kakak-kakak sudah pada kerja, makanya akhirnya saya anak ketiga, yang nerusin di sini," katanya.
"Kalau bubur kan masih milik orang tua, jualan masih dibantu juga sama bapak kalau ramai. Terus kepikiran mau jualan sendiri gitu sama suami. Cari resep, nyobain, ketemulah ayam penyet. Terus kan semua orang suka ya sama ayam, jadi jualan lah sudah enam tahun," lanjut Annisa.
Ia mengaku, bukan hal mudah untuk membagi waktu berdagang sekaligus menjadi seorang istri dan ibu dari dua anak. Tapi, berjualan menurutnya bukan sekadar untuk menyambung hidup. Berjualan juga menjadi jalan hidup yang ingin ia bekali bagi kedua anaknya.
Annisa ingin bisa menjadi contoh bagi putrinya, bahwa menjadi perempuan harus tetap berdaya dan punya penghasilan sendiri. Seperti bagaimana ia memandang ibunya saat masih kecil dulu.
"Ya capek, jadi saya pulang itu istirahat sebentar, terus waktu itu lah ngurusin anak pasti sama bantuin ngerjain PR. Isya udah mulai siap-siap untuk jualan lagi sama ibu. Karena ibu saya itu dulu kan juga jualan, jadi ya sudah biasa ibu jadi contoh buat saya," tuturnya.
Ia pun mengucap syukur sebab dagangannya tak pernah sepi pembeli. Ayam penyet usahanya pun laris manis diserbu para pembeli yang mayoritas karyawan kantoran, di jam makan siang.
Sepiring nasi kuning atau semangkuk bubur ayamnya dijual dengan harga sama yakni Rp15 ribu. Sementara ayam penyetnya seharga Rp 20 ribuan.
Dalam sehari, satu gerobak bisa menghasilkan untung maksimal sampai Rp2 juta. Menurutnya, rezeki akan selalu ada jika disyukuri dan diusahakan. "Alhamdulillah, kalau rama itu dua juta ada lah biasanya di hari pekerja kantoran masuk kan. Kalau pagi wisatawan ada yang dari Jakarta, Ujung Berung, turis bule juga pernah. Saya tuh kalau pembeli ramai, malah tambah semangat. Semua demi keluarga, buat anak-anak sekolah sampai tinggi," harapnya.
Jelang Hari Kartini, ada satu harapannya sebagai seorang perempuan. Ia ingin bisa terus berdaya dan jadi contoh bahwa perempuan bisa mandiri.
"Jadi ini buat contoh juga, buat anak, buat semuanya. Saya sebagai perempuan berharap supaya bisa lebih mandiri, nggak semua bergantung dengan suami. Saya seneng bisa punya usaha dan berusaha sendiri, bisa berpenghasilan untuk keluarga dan untuk anak-anak," katanya dengan sumringah.
(red.alz)
0 Komentar