Lulusan SMA dan SMK Dominasi Jumlah Pengangguran di Kota Kediri, Pemerintah Dorong Kemandirian Ekonomi

 



Kediri, soearatimoer.net– Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Kediri pada tahun 2024 masih banyak diisi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, terdapat 3.519 orang dari lulusan dua jenjang pendidikan tersebut yang belum terserap ke dunia kerja.

Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, menyampaikan bahwa meskipun angka pengangguran dari lulusan SMA/SMK masih dominan, tren secara keseluruhan menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau dilihat dari tiga tahun terakhir, ada penurunan. Tahun 2022 TPT kita 4,38 persen (7.180 orang), lalu 2023 menjadi 4,06 persen (6.754 orang), dan kini 2024 turun menjadi 3,91 persen atau sekitar 6.492 orang,” terang Emil, yang dikenal dekat dengan kalangan akademisi.

Penurunan ini, lanjut Emil, merupakan hasil dari berbagai program yang dicanangkan Pemkot Kediri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan memfasilitasi kewirausahaan mandiri dan memperluas ketersediaan lapangan kerja di sektor formal maupun informal.

Namun, dari total 6.492 pengangguran di tahun ini, lulusan SMA mendominasi sebanyak 1.826 orang (28,13 persen), kemudian SMK sebanyak 1.693 orang (26,08 persen), serta D4/S1/S2/S3 sejumlah 1.173 orang (18,07 persen). Sementara itu, lulusan SD dan SMP tercatat masing-masing 651 dan 901 orang, serta lulusan Diploma I/II/III sebanyak 248 orang.

“Kategori pengangguran dalam survei kami mencakup mereka yang benar-benar tidak bekerja, yang sedang aktif mencari kerja, atau mereka yang sudah diterima bekerja namun belum mulai bertugas,” jelas Emil.

Ia memberi contoh seseorang yang sudah lolos seleksi CPNS, namun belum menerima SK pengangkatan dan memutuskan untuk menunda memulai usaha juga masih dikategorikan sebagai penganggur. “Sampai betul-betul ada aktivitas kerja, statusnya masih dihitung sebagai pengangguran terbuka,” tambahnya.

Lebih jauh, Emil mengungkapkan beberapa penyebab utama dominasi pengangguran dari lulusan SMA dan SMK. Pertama, keterbatasan biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, ketidaksiapan dalam menentukan jenis pekerjaan yang akan dijalani. Dan ketiga, kecenderungan untuk terlalu selektif dalam memilih pekerjaan.

“Kami belum punya data pasti soal alasan mereka belum bekerja. Tapi kecenderungannya seperti itu. Kalau lulusan sarjana biasanya lebih memilih pekerjaan yang sesuai bidang studi. Misalnya, lulusan S1 tak mau jika hanya jadi kasir atau penjaga toko,” tuturnya.

Ia juga menyoroti bahwa generasi muda sekarang, khususnya generasi Z, lebih tertarik pada pekerjaan fleksibel dengan hasil cepat. Banyak dari mereka memilih jalur digital entrepreneurship seperti menjadi content creator atau influencer media sosial, yang dinilai lebih menguntungkan secara instan.

Sementara itu, Zahra, remaja berusia 18 tahun lulusan SMK, mengaku sedang berada di fase bimbang. Ia ingin kuliah namun terbentur masalah biaya.

“Kalau diterima di perguruan tinggi negeri saya akan lanjut kuliah. Tapi kalau enggak, saya akan cari kerja saja. Soalnya kalau kuliah di swasta mahal banget,” ujarnya saat ditemui di Job Fair Mini Dinas Tenaga Kerja Kota Kediri.

Menutup pernyataannya, Emil menyebutkan bahwa pemerintah terus membuka ruang pelatihan kerja dan akses beasiswa untuk lulusan SMA/SMK sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meminimalisir pengangguran usia produktif di Kota Kediri.

Tabel Pengangguran Terbuka Kota Kediri Tahun 2024 (Berdasarkan Tingkat Pendidikan):

  • SD: 651 orang

  • SMP: 901 orang

  • SMA: 1.826 orang

  • SMK: 1.693 orang

  • D1/D2/D3: 248 orang

  • D4/S1/S2/S3: 1.173 orang  (red.a)

Posting Komentar

0 Komentar