Perpustakaan Kabupaten Kediri Terus Dorong Literasi Lewat Lapak Baca dan Perpustakaan Keliling

  


KEDIRI, soearatimoer.net  – Di tengah gempuran era digital dan dominasi konten visual yang kian marak di masyarakat, Perpustakaan Daerah Kabupaten Kediri tak tinggal diam. Berbagai inovasi dan pendekatan kreatif terus dilakukan guna menumbuhkan dan menjaga minat baca masyarakat, salah satunya melalui kegiatan Lapak Baca di arena Car Free Day (CFD), layanan perpustakaan keliling, serta penambahan fasilitas modern di gedung perpustakaan.

Lapak baca ini digelar rutin setiap Minggu pagi pukul 06.00–09.00 WIB di sepanjang Jalan PB Sudirman Pare, tepat di depan gedung Perpustakaan Kabupaten Kediri. Menurut Erik Angga, salah satu petugas layanan perpustakaan, kegiatan ini sejatinya telah dimulai sebelum masa pandemi dan tetap konsisten berjalan hingga saat ini.

“Dulu kita pakai mobil perpustakaan keliling, terus berhubung mobilnya juga dipakai di Taman Baca SLG, jadi kita buka lapak di sini. Mobilnya kita manfaatkan untuk membawa buku ke Simpang Lima Gumul,” jelas Erik saat ditemui di lokasi CFD.

Lapak baca menjadi jembatan literasi yang lebih membumi dan bersahabat. Masyarakat yang tengah berolahraga atau bersantai di CFD bisa singgah, membaca buku, atau sekadar menemani anak-anak mereka yang asyik mewarnai.

“Dengan buku mewarnai seperti ini, anak-anak jadi tertarik. Sementara itu, ibunya bisa ikut membaca atau membacakan untuk anaknya. Ini bisa jadi stimulasi kecil yang punya dampak besar,” tambah Erik.

Perpustakaan Keliling dan Layanan Jemput Bola

Tak hanya menyasar pusat kota, Perpustakaan Kabupaten Kediri juga aktif menjangkau wilayah pelosok melalui layanan perpustakaan keliling (perpusling). Mobil perpustakaan ini menyambangi sekolah-sekolah maupun desa-desa berdasarkan permintaan yang diajukan melalui surat resmi dari pihak sekolah atau komunitas.

“Kita juga layani sekolah-sekolah, tinggal kirim surat permohonan ke perpustakaan. Bahkan kalau ada anak-anak KKN yang ingin menghadirkan layanan perpustakaan keliling ke desa mereka, kita bisa datangi,” ungkap Erik.

Program ini menjadi jawaban atas kebutuhan literasi di wilayah Kabupaten Kediri yang memiliki luas wilayah cukup besar dengan banyak daerah yang jauh dari akses gedung perpustakaan utama.

Fasilitas Modern dan Sistem Digital

Tak hanya di luar ruangan, pengelola perpustakaan juga terus berbenah di sisi internal. Fasilitas seperti Wi-Fi gratis, gazebo untuk membaca santai, hingga perangkat komputer kini tersedia untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Pengelolaan buku juga telah bertransformasi ke arah digital dengan penggunaan OPAC (Online Public Access Catalog), memudahkan pengunjung mencari koleksi buku tanpa harus repot menyusuri rak secara manual.

Namun demikian, Perpustakaan Kabupaten Kediri masih menghadapi tantangan berupa keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia. Beberapa layanan seperti penambahan koleksi buku digital maupun jam operasional 24 jam belum dapat direalisasikan sepenuhnya.

“Tapi semangat kami tetap. Bagaimana pun kondisinya, kami ingin terus mendorong minat baca masyarakat,” tegas Erik.

Literasi Tak Harus di Ruang Sunyi

Dengan semangat inklusif dan pendekatan humanis, Perpustakaan Kabupaten Kediri membuktikan bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja—bahkan dari lapak sederhana di pinggir jalan. Inisiatif ini tidak hanya menghidupkan semangat membaca, tapi juga menghadirkan ruang interaksi positif antaranggota masyarakat, khususnya generasi muda.

Ke depan, pihak perpustakaan berharap dukungan lebih luas dari berbagai stakeholder, baik pemerintah, komunitas, maupun masyarakat, untuk bersama-sama menciptakan budaya literasi yang kuat dan berkelanjutan di Kabupaten Kediri.(red.al)

Posting Komentar

0 Komentar