JAKARTA, soearatimoer.net– Pemerintah Australia mulai mengevakuasi hampir 3.000 warganya yang terjebak dalam konflik bersenjata antara Israel dan Iran. Upaya evakuasi ini mengalami hambatan serius akibat intensitas serangan rudal yang membuat penerbangan sipil terlalu berisiko untuk mendarat.
Mengutip laporan AFP, Kamis (19/6/2025), Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyebutkan bahwa sejauh ini sekitar 1.500 warga Australia telah mendaftar untuk dievakuasi dari Iran, sementara lebih dari 1.200 orang dari Israel juga mengajukan permohonan evakuasi.
“Kami telah memanfaatkan kesempatan untuk mengeluarkan sekelompok kecil warga Australia dari Israel melalui penyeberangan perbatasan darat,” ujar Wong dalam wawancara dengan media Australia, ABC.
Ia menambahkan bahwa dalam 24 jam ke depan, pihaknya akan terus berupaya melakukan evakuasi dengan jalur alternatif, mengingat pesawat sipil tidak memungkinkan untuk mendarat di wilayah konflik.
Selandia Baru Tutup Kedutaan di Iran
Sementara itu, pemerintah Selandia Baru juga mengambil langkah darurat. Pada hari yang sama, mereka menutup kedutaan besar di Iran dan mengevakuasi dua anggota staf beserta keluarganya melalui jalur darat menuju Azerbaijan.
“Jika dan ketika ada peluang untuk membantu keberangkatan warga Selandia Baru lainnya di Iran dan Israel, kami akan segera melakukannya,” kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dalam pernyataan resminya.
Ketegangan Timur Tengah Meningkat
Ketegangan antara Israel dan Iran terus memanas dalam beberapa hari terakhir, ditandai dengan serangan rudal saling balas yang semakin meningkatkan kekhawatiran komunitas internasional terhadap potensi konflik berkepanjangan di kawasan Timur Tengah.
Evakuasi massal oleh negara-negara asing menjadi sinyal bahwa eskalasi konflik berada di level kritis, dan situasi kemanusiaan di wilayah tersebut kian mengkhawatirkan. (red:a)
0 Komentar