KEDIRI, soearatimoer.net– Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah daerah seharusnya bisa menjadi momentum untuk menggerakkan roda ekonomi lokal, salah satunya lewat sektor pariwisata. Namun, kesiapan daerah dalam menyambut wisatawan menjadi pekerjaan rumah (PR) penting yang belum sepenuhnya tuntas.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kediri Raya, Sri Rahayu Titik Nuryati, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama para pelaku industri pariwisata sudah sering berdiskusi untuk mencari cara agar Kediri menjadi tujuan kunjungan wisatawan luar daerah.
Namun, menurutnya, kesiapan menjadi tuan rumah masih minim. “Membawa rombongan wisatawan ke sini harus diimbangi dengan kesiapan dari pihak tuan rumah. Kalau tidak siap, nanti orang bisa kapok datang ke Kediri,” ujarnya, Jumat (21/6/2025).
Sapta Pesona Harus Jadi Acuan
Yayuk, sapaan akrab Sri Rahayu, menyoroti pentingnya penerapan prinsip Sapta Pesona dalam mengelola sektor pariwisata. Konsep sadar wisata yang meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan itu dinilai sangat penting agar wisatawan merasa nyaman dan betah.
Ia mencontohkan beberapa ikon kuliner Kediri yang memiliki potensi besar, namun masih mengabaikan aspek kebersihan dan higienitas. “Pemerintah daerah harus proaktif menjalin komunikasi dengan pelaku kuliner lokal, terutama ikon-ikon makanan khas Kediri, agar lebih siap menerima tamu,” tegasnya.
Harga Naik Saat Ada Wisatawan, Kebiasaan yang Harus Diubah
Yayuk juga mengkritisi masih adanya praktik menaikkan harga saat kedatangan wisatawan. Hal itu dinilai merusak citra daerah. Bahkan, pengalaman buruk lainnya seperti tidak beroperasinya sentra kuliner saat kunjungan rombongan wisata ke Gunung Kelud juga disebut masih sering terjadi.
“Dulu pernah bawa satu bus wisatawan ke Kelud, tapi kulinernya malah tutup. Ini kan mengecewakan,” keluhnya.
Oleh karena itu, Yayuk mendorong adanya forum lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas pariwisata untuk membangun ekosistem wisata Kediri yang berkelanjutan dan berkelas.
Diskusi Soal Efisiensi Anggaran
Pernyataan Yayuk disampaikan dalam diskusi publik bertema “Dampak Efisiensi Anggaran Daerah: Untung atau Buntung?” yang digelar oleh Jawa Pos Radar Kediri, Kamis (19/6). Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, di antaranya Kepala BPPKAD Kota Kediri Sugeng Wahyu Purba Kelana, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri Totok Minto Leksono, dan Dosen Ekonomi UNP Kediri Edi Susanto.
Diskusi juga dihadiri pelaku usaha perhotelan dan kuliner yang aktif di wilayah Kediri Raya.
Dengan perencanaan matang dan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, Kediri diharapkan mampu menjadikan sektor pariwisata sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal di tengah efisiensi anggaran yang sedang dilakukan.(red:a)
0 Komentar