KEDIRI, soearatimoer.net– Pendakian yang semestinya menjadi pengalaman seru dan menantang justru berubah menjadi tragedi memilukan. Seorang turis asal Brasil dilaporkan hilang usai diduga terjatuh dari tebing saat melakukan pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (22/6) pagi.
Mengutip Lombok Post, korban bersama enam rekan sesama Warga Negara Asing (WNA) dan satu pemandu memulai pendakian dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pada Jumat (20/6) sekitar pukul 08.00 WITA.
Namun, setibanya di kawasan Cemara Nunggal, korban mengaku kelelahan dan memutuskan beristirahat, sementara rombongan lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak. Sang pemandu dan keenam pendaki lain menunggu korban di atas puncak.
Sayangnya, hingga waktu yang cukup lama berlalu, korban tak kunjung muncul. Pemandu kemudian memutuskan untuk kembali menyusuri jalur pendakian. Saat tiba di lokasi korban terakhir terlihat, ia tidak menemukan siapa pun. Namun, pemandu mendapati seberkas cahaya yang diduga berasal dari senter korban, berada jauh di dasar tebing sekitar 200 meter, mengarah ke kawasan Danau Segara Anak.
Mengetahui hal tersebut, sang pemandu segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Evakuasi Terkendala Cuaca
Proses evakuasi langsung dilakukan oleh tim gabungan, termasuk Basarnas, namun hingga Senin (23/6), korban belum ditemukan karena cuaca buruk dan badai yang melanda kawasan pegunungan tersebut.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raja Juli Antoni, melalui Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, menyatakan bahwa pemerintah serius dalam menangani peristiwa ini.
“Bapak Menteri telah berkomunikasi langsung dengan Kepala Basarnas, Kapolda NTB, dan Gubernur NTB untuk memastikan keselamatan proses penyelamatan,” kata Satyawan di Jakarta, Senin (23/6).
Ia juga menegaskan bahwa setiap kecelakaan dalam kawasan konservasi akan ditangani secara maksimal. “Kami terus berupaya melakukan evakuasi. Semoga korban segera ditemukan. Kami juga mengimbau seluruh pendaki untuk selalu mengutamakan keselamatan,” imbuhnya.
Catatan Keselamatan Pendakian
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan kesiapan pendaki, terutama WNA, dalam menaklukkan medan ekstrem seperti Rinjani. Protokol keselamatan harus terus diperketat, mengingat jalur-jalur pendakian di Indonesia kerap memiliki tantangan cuaca dan geografis yang tinggi.
Pihak TNGR dan Basarnas NTB masih terus melanjutkan pencarian dengan harapan korban dapat segera ditemukan dalam kondisi selamat. (red:a)
0 Komentar