Pameran GIIAS 2025 Jadi Ajang Adu Strategi Otomotif China vs Jepang

  


BSD City,soearatimoer.net   – Dalam gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang berlangsung di ICE BSD City, atmosfer persaingan antara mobil listrik buatan China dan pabrikan Jepang tampak begitu nyata. Salah satu hall pameran bahkan terasa seperti arena duel, di mana jajaran merek China “mengepung” mobil-mobil Jepang dengan barisan produk baru mereka.

Merek-merek otomotif asal Tiongkok seperti BYD, Chery, Baic, hingga Jaecoo tampil memukau dengan berbagai model anyar yang diluncurkan secara agresif. Di sisi lain, produsen Jepang seperti Toyota, Mitsubishi, dan Suzuki tetap mempertahankan eksistensinya sebagai raksasa otomotif yang telah lama menguasai pasar Indonesia.

Kesan kuat yang tertangkap dari arena ini adalah bahwa China tengah menunjukkan keseriusannya untuk merebut pangsa pasar otomotif nasional, yang selama bertahun-tahun dikuasai oleh Jepang. Melalui pendekatan yang matang, strategi ekspansi China tampak tidak main-main.

Jika ditarik dalam analogi strategi, manuver China di Indonesia dapat dikaitkan dengan ajaran klasik Sun Tzu dalam “The Art of War”, yaitu mengenali lawan sebelum bertindak. China tampaknya telah lebih dulu melakukan riset mendalam terhadap pasar otomotif Indonesia—mulai dari mempelajari karakteristik produk Jepang, mengidentifikasi kekurangan, hingga membaca selera konsumen lokal.

Hasilnya, berbagai mobil keluaran China tampil dengan fitur-fitur inovatif, desain yang menarik, dan harga yang kompetitif. Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan fleksibilitas mereka dalam menghadapi tantangan, seperti yang ditekankan oleh Sun Tzu: “Kemenangan diraih bukan hanya dengan kekuatan, tetapi juga dengan kecerdikan.”

Puncaknya, perhatian pengunjung GIIAS tersita pada prototipe mobil terbang buatan China, yakni XPeng AeroHT. Dengan bentuk futuristik dan dilengkapi baling-baling, mobil ini dipamerkan sebagai bentuk kesiapan China menghadirkan masa depan mobilitas. Meski masih dalam tahap uji coba, XPeng berambisi meluncurkan produk tersebut ke pasar pada tahun depan.

Belum ada pabrikan lain yang berani menampilkan kendaraan sejenis, dan ini memperlihatkan agresivitas strategi pemasaran China. Taktik ofensif seperti ini dikenal dalam dunia bisnis sebagai pendekatan yang berani untuk merebut perhatian pasar dengan cepat dan dominan.

Sejalan dengan teori Michael E. Porter dalam buku Competitive Strategy, langkah China tampak jelas menggunakan strategi serangan langsung dan ekspansi pasar masif. Dari iklan yang intensif, peluncuran model bertubi-tubi, hingga memperluas jaringan distribusi, semuanya mengarah pada satu tujuan: menguasai pasar otomotif Indonesia.

Apakah strategi ini akan berhasil menyaingi dominasi Jepang di tanah air? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: China telah bergerak cepat dan berani, dan Indonesia kini menjadi panggung persaingan besar dua kekuatan otomotif Asia.(RED.AL)

Posting Komentar

0 Komentar