Kediri, soearatimoer.net – Selama ini, oleh-oleh khas Kabupaten Kediri identik dengan tahu kuning, getuk pisang, nanas, atau mangga podang. Namun, di Desa Blabak, Kecamatan Kandat, ada alternatif camilan manis yang tak kalah populer: bolen dan bakpia.
Kedua jajanan ini bisa ditemukan di sebuah toko oleh-oleh yang dikelola oleh Dendi Ilham. Usaha tersebut telah berdiri sejak 2013, namun baru pindah ke lokasi sekarang pada 2018. “Sebelumnya usaha ini saya buka di Blitar. Karena beberapa alasan, akhirnya saya memutuskan pindah ke sini,” jelas Dendi.
Untuk menjaga kualitas dan kesegaran produk, Dendi menerapkan seleksi ketat pada bahan baku. Sebagian bahan, seperti telur dan gula, ia beli langsung dari warga sekitar, terutama dari peternak dan produsen lokal.
Sebelum fokus memproduksi bolen dan bakpia, Dendi sempat melakukan riset pasar untuk mengetahui selera konsumen. “Karena produk kami termasuk makanan basah, proses produksi dilakukan setiap hari agar kualitas tetap terjaga,” ujarnya.
Volume produksi menyesuaikan permintaan di setiap outlet. Selain toko utama di Desa Blabak, Dendi memiliki beberapa cabang lain, baik di Kabupaten maupun Kota Kediri. Dalam sekali produksi, ia bisa menghabiskan hingga lima kilogram tepung.
Meski bolen dan bakpia menjadi andalan, Dendi juga mengembangkan varian kue basah lainnya, seperti cramentis, double choco, dan moist egg.
Sekilas tentang Desa Blabak, Kecamatan Kandat
Luas wilayah: 194,08 hektare
Jumlah penduduk: ±8.300 jiwa
Dusun: Blabak, Sumoroto, Jaten, Sambirobyong
Pertanian utama: tebu, ketela, padi
Peternakan: ayam potong, kambing, sapi
Batas wilayah:
Utara: Kelurahan Blabak, Pesantren, Kota Kediri
Selatan: Desa Bedug (Ngadiluwih) dan Desa Pule (Kandat)
Timur: Desa Ngreco (Kandat)
Barat: Desa Mangunrejo (Ngadiluwih)
Dengan cita rasa khas dan proses produksi yang terjaga, bolen dan bakpia dari Desa Blabak kini menjadi salah satu pilihan oleh-oleh favorit wisatawan yang berkunjung ke Kediri.(RED.AL)
0 Komentar