Yerusalem — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan tekad pemerintahannya untuk menuntaskan seluruh tujuan operasi militer di Jalur Gaza. Salah satu fokus utama, menurutnya, adalah memastikan pembebasan seluruh sandera dan menghancurkan kekuasaan kelompok Hamas yang telah menguasai wilayah tersebut selama bertahun-tahun.
“Kita tengah berada di masa-masa yang menentukan. Pemerintah akan terus bertindak demi mencapai seluruh tujuan perang: memulangkan para korban penculikan, menghapuskan kekuasaan Hamas, serta menjamin bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi rakyat Israel,” ujar awak media yang mengutip pernyataan resmi dari kantor Perdana Menteri Israel pada Selasa (7/10) waktu setempat.
Pernyataan Netanyahu muncul bertepatan dengan dua tahun berlangsungnya konflik bersenjata yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Hamas Tuntut Jaminan Perdamaian dari AS dan Negara Sponsor
Di sisi lain, negosiator utama kelompok Hamas, Khalil El-Hayya, menyampaikan bahwa pihaknya menuntut adanya jaminan konkret dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sejumlah negara sponsor agar perang di Gaza benar-benar berakhir secara permanen.
“Kami tidak mempercayai pendudukan, bahkan untuk sedetik pun,” kata El-Hayya kepada awak media Mesir dalam pernyataan yang dikutip Rabu (8/10). Ia menuding Israel telah dua kali melanggar kesepakatan gencatan senjata selama konflik yang masih berlangsung tersebut.
Hamas, menurut El-Hayya, juga menuntut pembebasan sejumlah tahanan politik Palestina dalam perundingan tidak langsung yang digelar di Sharm El-Sheikh, Mesir. Salah satu nama yang menjadi sorotan adalah Marwan Barghouti, tokoh senior partai Fatah yang telah mendekam di penjara Israel sejak 2002.
Selain Barghouti, beberapa narapidana lain yang disebut dalam daftar tuntutan Hamas adalah Ahmad Saadat, Hassan Salameh, dan Abbas Al-Sayed. Negosiasi mengenai daftar tahanan ini merupakan bagian dari pembahasan dalam kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata yang difasilitasi Mesir.
Trump Klaim Ada Peluang Nyata untuk Perdamaian di Timur Tengah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan optimisme bahwa perundingan tersebut berpotensi menghasilkan kesepakatan damai di kawasan. Menurutnya, peluang untuk mengakhiri konflik Gaza secara permanen kini terbuka lebar.
“Kita sangat dekat untuk mencapai kesepakatan yang dapat membawa perdamaian ke Timur Tengah,” ujar Trump kepada awak media di Gedung Putih, didampingi Perdana Menteri Kanada, Mark Carney.
Trump juga mengonfirmasi bahwa negosiator Amerika Serikat tengah berperan aktif dalam proses pembicaraan di Mesir. Ia menunjuk utusan khusus Steve Witkoff dan menantunya, Jared Kushner, untuk terlibat langsung dalam proses diplomatik tersebut.
“Ada peluang nyata bahwa sesuatu yang besar bisa terwujud,” tambah Trump.
Perundingan yang saat ini berlangsung di Sharm El-Sheikh disebut merupakan bagian dari rencana 20 poin yang diajukan oleh pemerintah AS guna memastikan tercapainya gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza.
(Red.FR)
0 Komentar