Buaya Kerdil Jadi Favorit Untuk Dipelihara

                                 

Solo,soearatimoer.net – Cuivers Dwarf Caiman atau juga dikenal buaya kerdil, menjadi favorit untuk dipelihara. Penghobi tak keberatan mengeluarkan belasan juta untuk mengimpor satwa eksotik asal Amerika Selatan itu. Tegar Awan Sabrang Cakrawala baru saja membantu pengiriman buaya kerdil untuk koleganya. Predator dengan panjang sekira 45 sentimeter itu dikirim dari Solo ke Medan via perjalanan darat.

“Peminat buaya kerdil di Indonesia sudah banyak, tapi peternaknya belum ada, jadi harus impor dari negara asalnya,” ujarnya. Buaya kerdil merupakan predator asli Sungai Amazon yang habitatnya tersebar di sepanjang aliran sungai di Amerika Selatan. Dari berbagai spesies caiman di dunia, cuivers dwarf caiman jadi satu-satunya yang ukurannya paling kecil. Sebab itu, di Indonesia, hewan berdarah dingin ini oleh orang awam disebut buaya kerdil.

“Sebetulnya kalau disebut buaya juga kurang tepat, karena subspesies yang berbeda, tapi gampangnya itu saja sebutannya,” terang dia. Di Indonesia, harga anakan per ekor buaya kerdil dibanderol Rp 15 juta – Rp 20 juta. Meskipun relatif mahal, peminatnya tetap banyak. “Memelihara caiman tidak begitu sulit dan tidak memerlukan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), karena satwa dilindungi di Indonesia,” ujar owner Repilles Solo itu.

Dari karakternya, pemilik nama latin Peleosuchus Palpebrosus ini cenderung lebih tenang dibandingkan buaya lokal di Indonesia. Tapi yang namanya hewan karnivora, tetap ganas. Sebab itu, buaya kerdil lebih baik dipelihara oleh keeper reptil yang sudah berpengalaman. Caiman bisa dipelihara di area seluas 1,2×1,5 meter. Pertumbuhannya tak secepat buaya, aligator, atau caiman lainnya. “Makanannya bisa daging, ikan, amfibi, dan serangga. Yang pasti harus rutin dijemur seperti reptil lainnnya untuk membantu menjaga metabolisme tubuh dan pencernaannya,” pungkas Tegar.

(red.la)



Posting Komentar

0 Komentar