Awas Copet! Kirab Tumpeng di Kediri Diwarnai Aksi Kejahatan, Dua Warga Kehilangan HP

 



KEDIRI,   soearatimoer.net – Momen sakral kirab tumpeng dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam di Kota Kediri ternoda oleh aksi kriminal. Dua orang warga dilaporkan menjadi korban pencopetan saat kerumunan memuncak ketika gunungan hasil bumi diperebutkan oleh masyarakat.

Salah satu korban, Fita, warga Kelurahan Balowerti, tak menyangka kegembiraannya membawa pulang hasil gunungan justru harus dibayar mahal. Handphone miliknya raib di tengah keramaian.

“Saya baru sadar HP hilang setelah sampai rumah dan buka tas. Ternyata cuma tersisa pisang dan terong,” ungkapnya dengan wajah kecewa.

Hal serupa juga dialami Meirina, warga sekitar yang turut hadir dalam acara tersebut. Meskipun sudah menggenggam erat tas miliknya, nyatanya pelaku tetap berhasil melancarkan aksi.

“Saya sudah jaga tas rapat-rapat. Tapi ternyata tetap kecolongan,” keluhnya.

Modus Rapi dan Sulit Diduga

Menurut pengakuan Meirina, pelaku tampak sangat lihai. Mengenakan pakaian batik dan tampil layaknya pegawai, pelaku tak menimbulkan kecurigaan sedikit pun.

“Pakaiannya necis, sopan. Nggak nyangka sama sekali. Setelah mencopet, katanya barang langsung dilempar ke orang lain,” ujarnya.

Polisi Masih Lakukan Penelusuran

Hingga siang kemarin, aparat kepolisian masih terus melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dan memeriksa beberapa saksi. Seorang terduga pelaku disebut sempat diamankan, namun belum mengakui perbuatannya.

“Masih didalami. Barang bukti yang ditemukan hanya uang Rp 500 ribu dan satu unit HP, belum jelas milik siapa,” kata salah satu petugas di lokasi yang enggan disebutkan namanya.

Acara kirab yang sejatinya menjadi simbol syukur dan doa awal tahun, berubah jadi pengalaman pahit bagi sejumlah warga. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih waspada di tengah kerumunan, terutama saat momen rebutan gunungan yang rawan tindak kejahatan.

Waspada Saat Tradisi Keramaian

Kirab tumpeng memang selalu menarik antusiasme warga. Namun di balik euforia, potensi gangguan keamanan seperti pencopetan kerap mengintai. Penyelenggara acara dan aparat keamanan diharapkan lebih memperketat pengawasan, terutama di titik-titik yang rawan kerumunan.

Sementara itu, bagi masyarakat yang datang ke acara serupa ke depan, disarankan membawa tas kecil yang bisa diselempangkan di depan, serta menghindari membawa barang berharga berlebihan.(RED.AL)

Posting Komentar

0 Komentar