KEDIRI, soearatimoer.net – Suasana penuh khidmat sekaligus meriah terasa di jantung Kota Kediri saat ribuan warga memadati kawasan Balai Kota, Kamis (1/7), untuk mengikuti rangkaian acara peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, atau yang dikenal sebagai 1 Suro dalam penanggalan Jawa.
Pemerintah Kota Kediri menggelar kirab budaya bertajuk Mapag Wiyosan Enggal yang diikuti oleh seluruh perwakilan dari 46 kelurahan se-Kota Kediri. Masing-masing membawa tumpeng – simbol rasa syukur dan kemakmuran – yang ditata dengan berbagai lauk pauk dan hasil bumi lokal.
Tumpeng-tumpeng tersebut diarak dari halaman Masjid Agung Kota Kediri menuju Balai Kota, dengan iringan seni budaya tradisional seperti jaranan, tari klasik Jawa, hingga musik gamelan. Warga tumpah ruah di sepanjang rute kirab, menyambut iring-iringan dengan antusias.
Wali Kota: Momen Introspeksi dan Pelestarian Tradisi
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari refleksi spiritual sekaligus pelestarian budaya lokal yang telah menjadi identitas masyarakat Kediri.
"Bulan Suro adalah momentum untuk introspeksi, mengingatkan kita agar bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. Lewat kirab budaya ini, kami ingin menegaskan bahwa budaya dan religiusitas bisa berjalan seiring," ucap Vinanda saat membuka acara.
Ia juga berharap agar Tahun Baru Hijriah ini membawa keberkahan bagi seluruh warga, serta menumbuhkan semangat gotong royong dan persatuan untuk membangun Kota Kediri menjadi lebih maju dan sejahtera.
Ritual Doa dan Tumpengan Bersama
Setibanya di halaman Balai Kota, seluruh tumpeng dikumpulkan dan didoakan bersama oleh tokoh agama. Setelah prosesi doa, ribuan warga pun langsung menikmati sajian tumpeng secara bersama-sama dalam suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Beberapa tumpeng berisi hasil bumi bahkan diperebutkan warga sebagai bagian dari tradisi. Pisang, terong, dan sayur-mayur menjadi rebutan yang diyakini membawa berkah.
“Ini bukan sekadar rebutan. Tapi simbol harapan agar hasil bumi dan rezeki di tahun baru ini melimpah,” ujar Siti Nurlaela, salah satu warga yang ikut berebut hasil gunungan.
Jadi Agenda Tahunan
Kegiatan ini direncanakan menjadi agenda rutin tahunan Pemkot Kediri. Tak hanya sebagai peringatan Tahun Baru Islam, tetapi juga sebagai ruang ekspresi budaya lokal yang memperkuat identitas dan solidaritas masyarakat.
Menutup rangkaian acara, Pemkot Kediri menggelar doa bersama di halaman Balai Kota saat petang menjelang, sebagai penutup penuh haru dan harapan menyongsong tahun baru Hijriah.(RED.AL)
0 Komentar