Kediri, soearatimoer.net – Pemerintah Kota Kediri menegaskan pentingnya penyesuaian Koperasi Kelurahan Merah Putih dengan potensi dan kebutuhan warga setempat. Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, menyampaikan bahwa seluruh koperasi yang telah terbentuk di 46 kelurahan kini telah berbadan hukum, namun pengelolaannya tidak boleh asal-asalan.
“Jangan sampai koperasi ini hanya dibentuk secara administratif. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Vinanda dalam kegiatan di Kediri, Senin (22/7).
Ia meminta para lurah, LPMK, dan masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi potensi unggulan wilayah masing-masing agar koperasi dapat diarahkan pada sektor yang paling relevan dan berdampak langsung.
“Kalau mayoritas masyarakatnya bergerak di sektor tertentu, koperasi bisa diperkuat untuk mendukung sektor tersebut,” jelasnya.
Wali Kota juga menyoroti pentingnya koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan, terlebih setelah Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan program pembentukan 80.000 Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia.
Koperasi ini diharapkan menjadi wadah penguatan ekonomi masyarakat sekaligus mendukung ketahanan pangan di masing-masing daerah.
Proses pendirian koperasi di Kediri dimulai dengan koordinasi bersama Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (UMTK), para camat, serta lurah. Sosialisasi teknis hingga pembahasan pendanaan juga telah dilakukan secara menyeluruh.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kota Kediri, Bambang Priyambodo, menyebutkan bahwa koperasi di tiap kelurahan sudah memiliki badan hukum. Meski demikian, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis lebih lanjut dari pemerintah pusat terkait jenis usaha yang dapat dijalankan koperasi.
“Setiap kelurahan punya potensi yang berbeda. Ada yang cocok untuk usaha bahan pokok, ada pula yang bisa mengelola distribusi elpiji, dan sebagainya. Kami dorong agar koperasi dibentuk berdasarkan kebutuhan riil,” ujar Bambang.
Sementara itu, Presiden Prabowo dalam sambutannya mengingatkan kembali filosofi koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi masyarakat kecil. Ia mengibaratkan koperasi sebagai sapu lidi—lemah saat sendiri, namun kuat saat bersatu.
“Konsep koperasi adalah gotong royong. Dari ekonomi yang lemah, menjadi kekuatan. Dari ketergantungan, menuju kemandirian. Itulah makna kemerdekaan ekonomi,” tegas Presiden. (RED.A)
0 Komentar