Hamas Nyatakan Tak Lagi Pegang Kendali Jalur Gaza, Era Baru Palestina Dimulai

  

Jakarta  soearatimoer.net — Kelompok Hamas menyatakan tidak akan lagi memegang kendali pemerintahan di Jalur Gaza setelah diberlakukannya kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Keputusan ini menandai dimulainya era baru bagi wilayah dan warga Gaza setelah bertahun-tahun hidup di bawah bayang-bayang konflik.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh seorang sumber dalam komite negosiasi Hamas yang enggan disebutkan namanya. Ia menegaskan bahwa kelompoknya telah sepakat untuk melepaskan kendali administratif atas Gaza, namun tetap menjadi bagian dari struktur politik Palestina.

“Bagi Hamas, persoalan pemerintahan Gaza telah selesai. Kami tidak akan terlibat dalam fase transisi. Namun Hamas tetap menjadi bagian penting dari perjuangan rakyat Palestina,” ujar sumber tersebut kepada awak media internasional, Minggu (12/10) waktu setempat.

Langkah ini merupakan bagian dari implementasi rencana perdamaian 20 poin yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyerukan pembentukan wilayah Gaza yang bebas dari kekerasan dan ancaman militer.


Perlucutan Senjata Jadi Kesepakatan Bersama

Berbeda dengan situasi sebelumnya, kali ini para pemimpin senior Hamas disebut telah mencapai kesepakatan bersama mengenai perlucutan senjata. Senjata milik kelompok tersebut hanya akan digunakan jika Israel kembali melakukan serangan ke wilayah Gaza.

“Hamas menyetujui gencatan senjata jangka panjang dan tidak akan menggunakan senjatanya selama masa perjanjian,” kata sumber lain yang juga terlibat dalam negosiasi.

Dalam rencana perdamaian tersebut, pemerintahan sementara di Gaza akan dijalankan oleh komite teknokratis Palestina yang bersifat apolitis. Komite ini akan bertanggung jawab terhadap layanan publik dan administrasi sipil hingga pemerintahan baru terbentuk.

“Hamas dan faksi lain telah mengusulkan sekitar 40 nama untuk komite sementara itu, dan tak satu pun berasal dari Hamas,” tambah sumber tersebut.


Trump Sebut Hamas Dapat Izin Operasi Keamanan

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Hamas diberikan izin terbatas untuk menjalankan operasi keamanan internal selama masa gencatan senjata. Langkah itu dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan mencegah kekosongan kekuasaan di Gaza.

“Mereka ingin menghentikan kekacauan dan kami menyetujui hal itu untuk periode tertentu,” kata Trump saat berbicara kepada awak media dalam penerbangan menuju Israel.

Trump juga menegaskan bahwa situasi di Gaza kini berada dalam tahap pemulihan, dengan jutaan warga mulai kembali ke wilayah yang sebelumnya hancur akibat perang.

“Kami ingin semua berjalan aman dan stabil. Saya kira semuanya akan menuju ke arah yang lebih baik,” ujarnya optimistis.


Dengan berakhirnya perang dan dimulainya masa transisi pemerintahan, Gaza kini memasuki babak baru yang diharapkan membawa perdamaian, stabilitas, serta peluang rekonstruksi bagi masyarakat Palestina.

(Red.FR)

Posting Komentar

0 Komentar