Ilham Zamzami, Remaja Asal Puncu yang Tembus Kancah Internasional Lewat Sepak Bola Amputasi



Kediri, soearatimoer.net-Meski memiliki keterbatasan fisik sejak lahir, hal itu tidak menyurutkan langkah Ilham Zamzami untuk terus melangkah dan berprestasi. Perundungan yang sempat dialaminya pun justru menjadi pemantik semangat, bukan penghalang. Kini, pemuda asal Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri itu mampu menorehkan prestasi membanggakan dalam Asian Amputee Football Championship 2024 di Bangladesh.

Ilham Zamzami melangkah keluar dari rumahnya dengan bantuan kaki palsu. Senyumnya merekah, menyiratkan semangat dan kebanggaan yang menggebu saat menceritakan perjalanan hidupnya sebagai atlet sepak bola amputasi.

Ilham memang terlahir tanpa kaki kiri. Sejak kecil, ia sudah harus akrab dengan keterbatasan. Namun, kondisi tersebut tak membuatnya berkecil hati. Justru, ia memilih untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.

"Dulu saat masih SD, saya sering diolok-olok karena kondisi saya. Tapi orang tua selalu memberi semangat, mereka bilang fisik bukan alasan untuk minder," ujar anak dari pasangan Wahyu Aprilianto dan Umiyati itu.

Dukungan penuh dari orang tuanya menjadi kekuatan besar baginya. Ilham justru menjadikan pengalaman dibully sebagai batu loncatan untuk terus berusaha lebih keras dari teman-teman seusianya. "Saya harus bisa menunjukkan bahwa saya juga bisa seperti yang lain. Bahkan, kalau bisa, lebih dari mereka," katanya tegas.

Sejak kecil, Ilham sudah menyukai permainan sepak bola. Dengan kaki palsu, ia tetap bermain dengan teman-temannya. Aksinya tidak kalah gesit dibandingkan anak-anak lain yang fisiknya normal.

Cita-citanya menjadi atlet pun semakin kuat saat bersekolah di MAN 4 Kediri. Ia menyampaikan keinginan itu kepada sang ayah, hingga akhirnya pada tahun 2022, ia bergabung dengan Persas (Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Surabaya).

Namun, bergabung dengan tim amputasi bukan perkara mudah. Sebab, dalam pertandingan resmi, ia harus bermain dengan tongkat siku (elbow crutch), bukan kaki palsu. Ilham pun harus beradaptasi total.

“Butuh waktu untuk membiasakan diri. Saya mulai memakai tongkat itu setiap hari, termasuk ke sekolah,” kisahnya.

Usahanya membuahkan hasil. Setelah berlatih keras selama beberapa bulan, Ilham tampil dalam turnamen pertamanya di Piala Menpora 2023 dan berhasil membawa pulang gelar runner-up. Sejak itu, satu per satu prestasi ia raih.

Medali yang kini tergantung rapi di pigura kamarnya menjadi saksi kerja kerasnya. Ia pun terpilih menjadi bagian dari Tim Nasional Sepak Bola Amputasi U-23 dan menyabet medali emas dalam Challenge Cup 2023 di Malaysia.

Prestasinya berlanjut. Pada Februari 2024, Ilham turut mewakili Indonesia dalam ajang Asian Amputee Football Championship di Bangladesh bersama tim senior. Ia dan timnya berhasil mempersembahkan medali perak untuk Indonesia.

"Ini pencapaian luar biasa. Saya bangga bisa membawa nama Indonesia ke kancah internasional. Dari sini saya ingin menunjukkan, bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Justru harus jadi semangat untuk membuktikan kemampuan diri," ujar Ilham, yang juga aktif sebagai atlet para-atletik Kabupaten Kediri.

Semangat dan tekad Ilham adalah inspirasi nyata. Bahwa siapa pun bisa melampaui keterbatasan asalkan punya tekad kuat, dukungan orang-orang terdekat, dan kerja keras yang konsisten.(red.a)

Posting Komentar

0 Komentar