Dari Tali Rambut ke Tas Anyaman, Wisudawan Terbaik Unair Ini Bangun Usaha Demi Bantu Sesama

 

Kediri,   soearatimoer.net      – Kerja keras dan semangat berbagi menjadi kunci keberhasilan Jinantiya Baqita, warga Desa Glatik, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. Meski semasa muda hidup dalam keterbatasan ekonomi, perempuan kelahiran 2001 ini berhasil menamatkan pendidikan pascasarjana di Universitas Airlangga dengan predikat wisudawan terbaik program magister tahun ini.

Perjuangan Jinan, sapaan akrabnya, dimulai sejak duduk di bangku SMA. Saat itu, kedua orang tuanya berpisah, dan sebagai anak sulung dari lima bersaudara, ia didorong sang ibu untuk mandiri secara finansial.

"Ibu saya bukan menyuruh saya menanggung semua, tapi memotivasi agar belajar mencari uang sendiri," kenangnya.

Awalnya, ia mengikuti jejak sang ibu berjualan tali rambut dari toko ke toko. Hari pertamanya penuh penolakan hingga membuatnya menangis. Namun, bukan belas kasihan yang ia terima, melainkan dorongan tegas dari sang ibu.

Merasa tertantang, Jinan mulai menjual kerudung ke teman-teman sekolah. Tiap hari ia membawa tiga tas: satu untuk buku, dua lainnya untuk dagangan. Hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan jajan dan biaya sekolah.

Tak berhenti di situ, Jinan mulai beternak bebek untuk menambah pemasukan. Kegiatan ini ia jalankan di sela-sela kesibukan sekolah dan organisasi.

Usai lulus MAN 3 Kediri, Jinan sempat ragu melanjutkan kuliah. Namun, wejangan sang ibu kembali menguatkannya: pendidikan bukan sekadar untuk diri sendiri, tapi juga untuk memberi manfaat bagi orang lain.

Dengan sisa modal dari ternak bebek, ia kuliah di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung sembari berjualan alat tulis dan kemudian beralih ke barang-barang seperti plastik kresek dan aksesori rambut karena pandemi COVID-19.

Setelah menamatkan pendidikan S-1, Jinan melanjutkan ke S-2 di Universitas Airlangga. Meski berstatus mahasiswa pascasarjana, ia tetap aktif berjualan dari toko ke toko dengan sepeda motor yang dilengkapi tas obrok.

Usaha kelontong yang ia dirikan bersama ibunya sempat ramai, namun mengalami kendala karena banyaknya pembeli yang berutang. Dari situlah timbul keinginan untuk membuka usaha yang tidak hanya menguntungkan, tapi juga memberdayakan masyarakat sekitar.

Melalui produksi tas anyaman, ia kini membuka lapangan kerja bagi warga sekitar, terutama mereka yang menganggur atau hanya memiliki pekerjaan serabutan.

“Pendidikan memang tidak menjamin kita jadi kaya, tapi bisa mengubah pola pikir. Rezeki yang cukup bisa sangat berarti kalau bisa membantu orang lain,” ujarnya.

Selain aktif berwirausaha, Jinan juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Kabupaten Kediri. Sosoknya menjadi inspirasi bahwa perjuangan, ketekunan, dan niat berbagi bisa membawa keberkahan dalam hidup. (RED.A)

Posting Komentar

0 Komentar